Friday, April 30, 2010

Nafas Terakhir~

Tidak dapat dinafikan, dalam meniti hari-hari di muka bumi Illahi, kita seringkali terlupa bahawa perjalanan ini sebenarnya hanya satu persinggahan. Persinggahan sementara untuk mengumpulkan segala bekalan sebelum kita melangkah menuju ke destinasi terakhir. Destinasi terakhir yang abadi, yang pastinya kita sudah tidak punyai peluang untuk melangkah keluar dari destinasi tersebut. Yang ada hanyalah bekalan, yang telah kita kumpulkan sepanjang berada di persinggahan sementara itu tadi.



Seringkali kita lupa, seringkali kita lalai, kehidupan di dunia ini  hanyalah satu permainan dan senda gurau. Hanya mereka yang sentiasa rindu akan kasih-Nya, yang sentiasa berharap akan hadirnya kerinduan pada-Nya, yang sentiasa berdoa agar di penghujung negeri abadi nanti akan punyai kesempatan untuk bertemu dengan-Nya, dapat menyedari akan hakikat permainan dunia ini.

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"
[6:32]

Saya teringat akan perkongsian dengan anak-anak usrah beberapa hari yang lepas, salah seorang daripada mereka bercerita tentang perihal rakan ayah mereka yang baru sahaja membuat panggilan kepada ayahnya untuk bertanyakan sesuatu, dan kira-kira 30 minit kemudian, ayahnya mendapat panggilan dari isteri rakan tersebut bahawa rakan tersebut telah pergi menghadap Illahi. Pergi yang pastinya takkan pernah lagi kembali. Sehinggakan ayahnya sendiri seolah-olah sukar mempercayai akan hakikat yang baru saja terjadi.



Itu hanya satu contoh dalam kebanyakan kisah perihal menghadap Illahi yang kita biasa dengar. Tanpa sebarang bicara, tanpa sebarang kata-kata, mereka pergi, menghadap Sang Pencipta, dan pastinya menjadi tanggungjawab kita untuk menitipkan doa. Pasti kita semua sedia maklum dengan pemergian Ustaz Asri, penyanyi utama kumpulan nasyid Rabbani. Begitu juga kematian salah seorang DJ radio terkenal, tidak kurang juga salah seorang penyanyi yang tidak asing di kalangan anak-anak muda dan remaja. Semuanya pergi tanpa mempamerkan sebarang tanda-tanda, waima tiada langsung huluran salam terakhir yang diterima.



Dunia ini sesungguhnya hanyalah penjara. Penjara bagi mereka yang rindukan kasih abadi dari Pencipta. Syurga bagi mereka yang terlalu cintakan keindahan sementara. Sekadar renungan bersama, saya sertakan lirik lagu yang agak menyentuh jiwa, dendangan Ahmed Bukhatir, Last Breath...

From those around I hear a Cry,
A muffled sob, a Hopeless sigh,
I hear their footsteps leaving slow,
And then I know my soul must Fly!

A chilly wind begins to blow,
within my soul, from Head to Toe,
And then, Last Breath escapes my lips,
It's Time to leave. And I must Go!

So, it is True (But it's too Late)
They said: Each soul has its Given Date,

When it must leave its body's core,
And meet with its Eternal Fate.
Oh mark the words that I do say,
Who knows? Tomorrow could be your Day,

At last, it comes to Heaven or Hell
Decide which now, Do NOT delay !
Come on my brothers let's pray
Decide which now, Do NOT delay !

Oh God! Oh God! I cannot see!
My eyes are Blind! Am I still Me
Or has my soul been led astray,
And forced to pay a Priceless Fee

Alas to Dust we all return,
Some shall rejoice, while others burn,
If only I knew that before
The line grew short, and came my Turn!

And now, as beneath the sod
They lay me (with my record flawed),
They cry, not knowing I cry worse,
For, they go home, I face my God!

Oh mark the words that I do say,
Who knows, Tomorrow could be your Day,
At last, it comes to Heaven or Hell
Decide which now, Do NOT delay !
Come on my brothers let's pray
Decide which now, do not delay ....


"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir."
[10:24]

Credit to http://www.tranungkite.net/


~berdoa dan terus mengharapkan redha Illahi...~

No comments: