Thursday, September 23, 2010

How Do You React?

The MSDS training was successfully done yesterday and I was invited by my Supervisor to attend the Health, Safety, Security and Environment (HSSE) Committee meeting today. And I do believe everyone can guess what does this meeting all about.

The 90/10 Principle

After I've undergo this industrial training for almost four months, I do admit that I've become more outspoken and able to express my feeling or opinion with regards to any matters that arise during any meeting or training. I do believe that there is no right and wrong opinions, it just either it is practicable and applicable to everyone or not. And I still can clearly remember about one thing that my lecturer have mentioned during our PCS class last semester, "Sometimes, we are behaving too Malaysian or too Asean. Whenever we want to say something that is right, but it may hurt others, we do say sorry at the first time before we mention about that particular matter. You don't have to bother yourself about it because whatever is right, then it's right, and whatever that is wrong, then it's wrong". And yes, I strongly agreed with her opinion because I can see that most people are afraid to move on or in the other words, most people are afraid to receive any new opinions or suggestions from new staffs as well as trainees.

Yeah, maybe it sound too harsh but then, it is! I always keep on reminding myself that truth is always hurt and whatever it is, we must able to say the truth. Sometimes, whenever I choose to be silence and stop myself from voice out my view, I can feel that this undefined feeling will always keep on disturb me. In some cases, it keep on bothering me until the next day and it indirectly effect my mood on the next day. That is why, after I attended numbers of training and meeting, I will always try to voice out my opinions no matter the meeting involves the managers or not. And, of course, I need to be prepared mentally and emotionally to receive any types of feedback after that.

I would like to share with you about the 90/10 Principle by Stephen Covey. He said that 90% of the things happen around us is determine on how we react towards it and only 10% of our life is made up of what happens to us. Yeah, in some situations, I strongly agree with him! You know why? Let me share with you a story...
You are having breakfast with your family. Your daughter knocks over a cup of coffee onto your business shirt. You have no control over what has just happened. Isn't it?

You curse her. You harshly scold your daughter for knocking the cup over. She breaks down in tears. After scolding her, you turn to your wife and you criticize her for placing the cup too close to the edge of the table.

And of course, a short verbal battle follows. You storm upstairs and change your shirt. Back downstairs, you find your daughter has been too busy crying to finish her breakfast and getting ready to go to school. She misses the bus. Your spouse must leave immediately for work. You rush to the car and drive your daughter to school. Because you are late, you drive 40 miles per hour in a 30 mph speed limit zone.

After a 15-minute delay and throwing $60.00 traffic fine away, you arrive at school. Your daughter runs into the building without saying goodbye. After arriving at the office 20 minute late, you realize you forgot your briefcase. When you arrive home, you find a small wedge in your relationship with your wife and daughter.

Can you see why all these happened? Is it because of the spilled coffee? Is it because of your daughter? The answer is NO! It is because how you reacted in the morning!


The way we react towards something will determine how's the next thing will happen. That is why, whenever someone criticize you, say something that you might don't feel comfortable about, we have to think carefully on how we should react towards it.

Whatever it is, the way we react somehow will reflects the level of our mindsetting, our brain and the standard of our thinking. We might not realize about this, but people around us will somehow judge us through the way we react. That is why, some people do judge a book by its cover~! Remember, the outer part is the reflection of the inner. If someone is good inside, is there any point for him or her to look bad outside? Yeah, this question might not applicable all the times, but I believe it is perfectly right for most of the times.

~berdoa dan terus mengharapkan redha Illahi...~

Wednesday, September 22, 2010

The Seven Group~

Bismillahhirrahmannirrahim...

We are almost in the middle of Syawal but I haven't started my Puasa 6 yet. Currently, I am preparing myself for Material Safety Data Sheet (MSDS) training this evening. This is the time where Proffessional Communication Skills (PCS) course need to be implemented in real working environment. However, there will be no Ah-Counter, Evaluator, Time-keeper and of course, no lecturer. =D Suddenly, I miss all of my PCS-mates in Group 5 while doing the preparation. It reminds me on how sweet and scary the course was last semester. Hehe~ =D

Feel likes butterfly on my stomach, but I have no choice since this is part of learning as well. Actually, I am not that nervous but of course, whenever we know that we'll deliver a speech or need to speak in front of others, this undefined feeling will suddenly arise inside us. In order to reduce this kind of feeling, let me share with you about one interesting reminder. In Malay ya... =D


~Hopefully I can speak fluently and smoothly~

Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, terdapat TUJUH golongan yang akan mendapat perlindungan di hari kiamat. Hari di mana tiada perlindungan selain perlindungan-Nya:

1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang masa hidupnya digunakan untuk mengabdikan diri kepada Allah.
3. Orang yang hatinya sentiasa terpaut di masjid.
4. Dua orang yang saling menyayangi kerana Allah serta bertemu dan berpisah kerana-Nya.
5. Lelaki yang diajak berbuat maksiat oleh wanita bangsawan lagi cantik, tetapi dia menolak dengan berkata "Saya takutkan Allah".
6. Orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak tahu menahu akan apa yang telah disedekahkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang selalu berzikir di kala ianya bersendirian sehingga mengalir air mata.

[Hadis Riwayat Bukhari]

If we look back into ourselves, do we have at least one character among all these seven characters? Renung-renungkan, dan selamat beramal~! =)

p/s: There are few of the staffs of this company start calling me "cikgu" after they were informed about the MSDS training. Hehe~ =D


~berdoa dan terus mengharapkan redha Illahi...~

Saturday, September 18, 2010

Bingkisan Syawal~

Bismillahhirrahmannirrahim...

Syukur ke hadrat Illahi kerana akhirnya diri ini punya kesempatan untuk menukilkan sesuatu buat pertama kalinya di bulan Syawal tahun ini. Ternyata pemergian Ramadhan sedikit sebanyak meninggalkan kesan yang agak mendalam buat diri dan semoga berpeluang untuk bertemu lagi dengan bulan penuh barakah itu.

Menjadi kebiasaan, Syawal adalah bulan yang dinanti-nantikan oleh semua umat Islam, baik yang tua mahupun muda. Keghairahan menyambut Syawal lazimnya turut dipengaruhi oleh faktor-faktor luaran yang lain seperti media massa, media cetak, jualan murah dan pelbagai lagi promosi sehingga kebanyakan umat hari ini lupa untuk mengejar sesuatu yang lebih berharga yakni Lailatul Qadr. Namun, tidak dinafikan masih terdapat lagi golongan yang masih mengharapkan agar diri mereka ditemukan Allah dengan malam penuh rahmat itu.

Pertemuan

Secara lazimnya, selain dapat bertemu dengan saudara mara, ramai di kalangan kita turut mengambil kesempatan Syawal ini untuk bertemu dengan rakan-rakan lama. Di samping bertanya khabar, kebanyakan di kalangan kita mengambil peluang untuk bermaaf-maafan atas segala kesilapan yang pernah dilakukan. Tradisi berkonvoi ke rumah para guru juga merupakan antara aktiviti yang lazim dilakukan oleh remaja dan belia pada hari ini.

Hakikatnya, ini adalah satu perkara yang baik kerana di samping dapat mengeratkan hubungan, ini juga merupakan simbolik kepada penghormatan kita selaku insan yang pernah bergelar pelajar kepada para guru yang pernah mendidik kita pada suatu ketika. Namun, adalah sesuatu yang lebih bermakna seandainya kita selaku bekas pelajar yang pastinya pernah dididik dengan ilmu agama masih lagi mengekalkan identiti dan nilai-nilai murni sebagai seorang umat Islam tidak kira di mana jua kita berada.

Suatu Realiti

Terlalu sukar rasanya untuk menerima realiti hari ini di mana perkara zina atau kata lainnya mengadakan hubungan seks di luar perkahwinan seolah-olah menjadi satu adat dan tradisi di kalangan para remaja hari ini. Kebanyakan berita di kebanyakan akhbar-akhbar tempatan hari ini menghidangkan kisah yang pastinya mampu merenggut hati dan jiwa para ibu bapa. Dan saya yakin, mereka yang bergelar guru tidak terlepas dari rasa resah dan turut berdoa agar anak-anak didik mereka terkecuali dari gejala yang tidak sihat ini.

Selain didikan ataupun tunjuk ajar yang berterusan daripada ibu bapa, saya percaya hubungan yang erat dengan Pencipta merupakan antara formula terbaik dalam usaha mencegah penyakit yang kian membarah dalam masyarakat kita pada hari ini. Sebagaimana yang dijanjikan-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 21, ketaqwaan itu akan lahir melalui penyembahan ataupun pengabdian diri kita kepada Allah swt. Ketaqwaan inilah yang akan menjadi benteng kepada kita untuk sentiasa mengelakkan dan menjauhkan diri dari melakukan segala larangan-Nya dan melakukan setiap suruhan-Nya.

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa."

Andai sahaja solat 5 waktu sehari semalam pun bisa diabaikan tanpa secebis rasa bersalah, apatah lagi dosa yang lebih besar daripada itu kerana solat itu tiang agama. Apabila disebut sebagai tiang agama, semua orang pasti sedia maklum tiang itulah asas yang penting dalam pembinaan sesebuah rumah kerana andai saja rumah itu tiada tiang, usah diimpikan rumah itu mampu untuk menjadi tempat teduhan yang sempurna. Begitu jugalah kita sebagai seorang umat Islam, andai sahaja solat 5 waktu itu dipandang enteng dan diringankan dengan penuh bersahaja, adakah masih ada benteng yang lebih kukuh daripada itu untuk memelihara diri kita?

Yusulf Al-Qaradawi dalam bukunya Islam An Introduction ada memetik kata-kata daripada kitab Tafsir al-Manar yang berbunyi "Obedience to God and His messengers are necessary in order to achieve happiness in this world." Dan saya percaya, seawal di zaman kanak-kanak lagi kita telah diasuh dan diajar dengan rukun Iman dan rukun Islam, dan kewajipan solat itu terletak pada rukun Islam yang kedua. Di manakah nilai Islam dalam diri kita seandainya solat 5 waktu itu diringankan dengan sewenang-wenangnya?

Tinggal Kenangan

Suatu ketika dulu, kerana adanya peraturan sekolah, hampir kesemua di kalangan kita begitu rajin menunaikan segala kewajipan kita selaku khalifah di bumi Allah ini. Suatu ketika dahulu, di kala sore, kita serikan petang kita dengan bacaan Al-Quran. Suatu ketika dulu, kerana adanya mata pelajaran Pendidikan Islam, di samping dengan adanya pemantauan oleh mereka yang bergelar ustaz dan ustazah, kita berusaha menjaga aurat kita. Dan kini, kita telah dewasa, masing-masing berjalan sendiri di atas bumi ini berbekalkan segala ilmu dan iman di dada masing-masing.

Penutup

Hidayah itu milik yang mencari. Percayalah, Allah takkan menghampakan hamba-Nya yang senantiasa berusaha untuk menjadi hamba-Nya yang terbaik. Sebagai insan yang masih bergelar pelajar, pastinya kita sentiasa berusaha untuk mengejar Dean's List dalam peperiksaan setiap semester. Namun, jangan kita lupa, mengejar Deen's List juga adalah satu tanggungjawab kita yang berterusan sampai bila-bila, kerana kita adalah umatNya yang telah bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu pesuruh Allah.

Semoga Ramadhan yang telah berlalu menjadi satu madrasah terbaik untuk kita mencari identiti diri yang mungkin telah hilang pada hari-hari sebelumnya. Semoga tarbiyah Ramadhan yang telah kita terima menjadi satu benteng yang kukuh agar kita senantiasa berusaha menjadi hamba Rabbani. Di kesempatan ini juga, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Aidilfitri, Maaf Zahir dan Batin...




~berdoa dan terus mengharapkan redha Illahi...~